![]() |
| Kondisi Banjir melanda pemukiman warga rupat sepekan ini., (Istimewa) |
CARLA.CO.ID, RUPAT— Warga di Kecamatan Rupat dilaporkan terendam banjir selama sekitar satu minggu. Banjir tersebut diduga kuat akibat bendungan parit yang dibangun oleh PT Marita Makmur Jaya (PT MMJ) sehingga aliran air tidak mengalir sebagaimana mestinya.
Warga mengaku telah berulang kali menyampaikan protes kepada manajemen perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut. Namun hingga kini, belum ada respons yang dinilai serius dari pihak perusahaan.
"Kami sudah berkali-kali meminta PT MMJ, melalui Direktur bernama Gulberson Simaremare, untuk membongkar bendungan agar warga tidak terus terendam banjir, tapi tidak ditanggapi dengan serius,” ujar salah satu warga kepada CARLA.CO.ID.
Video rumah warga yang terendam banjir di Rupat
Selain kekecewaan terhadap perusahaan, warga juga menyampaikan keluhannya kepada aparat pemerintah setempat tingkat RT dan RW. Menurut warga, sejumlah keluhan yang disampaikan diduga dimanfaatkan untuk kepentingan mendapatkan proyek dari PT.MMJ, bukan penyelesaian masalah warga secara menyeluruh.
“Keluhan kami mengenai jalan yang sering terendam banjir dan area kuburan karyawan PT MMJ yang sempat terbengkalai, ujung-ujungnya hanya dijadikan proyek Penimbunan jalan dan pembersihan kuburan. Setelah proyek itu ada, suara mereka malah terdiam,” keluh warga.
![]() |
| Salah satu bendungan milik PT.MMJ yang diduga Penyebab banjir merendam rumah warga Rupat. |
Warga bahkan menyindir kondisi banjir tersebut sebagai “water boom baru” bagi mereka.
“Ini water boom terbaru, cuma ada di sini,” teriak warga dalam sebuah video yang diterima redaksi.
Warga menambahkan, langkah yang dilakukan perusahaan sejauh ini hanya berupa penimbunan jalan sekitar 50 meter. Namun timbunan tersebut disebut lebih tinggi dari rumah warga, sehingga air banjir justru menggenangi permukiman.
“Solusi satu-satunya bendungan itu dibongkar. Selama bendungan masih ada, warga terus sengsara,” tegas warga.
Sementara itu, Direktur PT MMJ, Gulberson Simaremare, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pribadinya pada Senin (22/12/2025) malam, belum memberikan tanggapan hingga berita ini diterbitkan.
Warga mendesak Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Pemerintah Provinsi Riau, hingga Pemerintah Pusat segera turun ke lokasi untuk melakukan peninjauan serta menindak pihak terkait apabila ditemukan pelanggaran yang menyebabkan banjir berkepanjangan tersebut. *** (JM)

