![]() |
| GLE Program Study Tour SD Al Ittihad Pekanbaru ke Malaysia & Gedung Sekolah (Foto Istimewa) |
CARLA, PEKANBARU- Diminta pemerintah melalui dinas pendidikan kota Pekanbaru segera mengambil tindakan tegas dengan membeklis dana sekolah dasar (SD) Al-Ittihad milik Yayasan Kesatuan Pendidikan Islam (YKPI) Al-Ittihad Pekanbaru dari penerimaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Operasional Pendidikan (BOP), Bantuan Operasional Pendidikan Kesetaraan (BOPK) dan dana bantuan revitalisasi.
Pasalnya, pihak sekolah SDIT Al-Ittihad ini dikabarkan akan bertamasya ke luar negeri (LN) secara geratis dan mendapat keuntungan dengan cara memboyong para siswa-siswi ke Malaysia pada awal bulan Januari 2026 mendatang.
![]() |
| Surat Konfirmasi ke Sekolah SD Al Ittihad, Senin (10/11/2025) lalu. |
Berdasarkan informasi yang diterima media ini, Senin (03/11), diduga demi menikmati liburan gratis, pihak sekolah SD Al Ittihad Pekanbaru berkedok program Global Learning Experience (GLE) sebagai pengembangan kompetensi siswa dalam mengenal, berkolaborasi dan berkompetisi secara global. Namun, itu semua tidaklah gratis, para siswanya diwajibkan menyetor minimal Rp.5.650.000,00.- (lima juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) per-siswa. Alasan klasik inilah yang dimanfaatkan pihak sekolah SDIT Al-Ittihad Pekanbaru hanya demi menikmati liburan gratis ke negeri jiran tersebut.
Awak media ini berusaha konfirmasi ke pihak sekolah SDIT Al-Ittihad Pekanbaru namun mendapat hambatan dari sekurity. "Tidak bisa Pak. Bapak harus membuat janji terlebih dahulu jika mau bertemu dengan pihak sekolah" Kata Sekurity, Senin (03/11).
![]() |
| Surat Edaran Dinas Pendidikan Pekanbaru terkait larangan Study Tour |
Konfirmasi tertulis yang dilayangkan media ini ke SD Al Ittihad Pekanbaru pada hari Senin (10/11), tidak direspon.
Program GLE ini di keluhkan oleh sejumlah orang tua / wali murid. Mereka khawatir terjadi sesuatu yang buruk kepada anak-anak mereka selama di Malaysia. "Kami sangat khawatir jika terjadi sesuatu hal pada anak anak kami selama di Malaysia" Kata mereka.
Para orang tua siswa juga mempertanyakan sejauhmana pertanggungjawaban pihak sekolah SD Al-Ittihad selama di Malaysia. "Kami minta penjelasan jaminan pertanggungjawaban sekolah SD Al-Ittihad jika anak anak ini mengalami kecelakaan"
Diduga surat edaran (SE) Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru No.400.3/Disdik.Sekretaris.1/1505/2025 tertanggal 22 April 2025 tentang larangan seluruh Sekolah tidak melakukan Study Tour baik didalam maupun di luar negeri. SE larangan ini di tanda tangani langsung oleh Dr. H. Abdul Jamal, M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan kala itu.
Kuat dugaan aturan di negara ini seakan tidak berlaku bagi pihak sekolah SD Al Ittihad Pekanbaru. Sehingga pihak SD Al Ittihad Pekanbaru tidak mengindahkan larangan pemerintah tersebut.
Secara terpisah, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Masykur Tarmizi, melalui Kepala Bidang SD, Sardius, saat di jumpai di ruang kerjanya berjanji akan segera memanggil pihak sekaolah SD Al Ittihad Pekanbaru terkait rencana diboyongnya para siswa-siswi Study Tour ke Malaysia.
"Saya segera memanggil pihak yayasan sekolah dasar Al Ittihad" Kata Sardius, Selasa (18/11).
Menurut hasil investigasi media ini, bahwa ternyata biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) di sekolah SDIT Al-Ittihad Pekanbaru Rp.1.500.000,00.- (Satu juta lima ratus ribu rupaih) lebih per-siswa setiap bulannya. Jumlah nilai ini sangat mencekik masyarakat.
"Tarif biaya SPP per-bulan di SDIT Al-Ittahad Rp.1,5 juta lebih perbulan". Ujar para wali murid di halam parkiran sekolah.***
Penulis : Osarao
Editor : Mesi


